Begitu kita membuka usaha dan menggelar barang daganhan, tentu harapannya semua barang laku terjual. Demikian juga kalau kita membuka bisnis jasa, mengharapkan kapasitas terisi penuh. Kalau ini tercapai, tentu sangat menyenangkan dan menjadi penyemangat esok harinya untuk berbisnis. Bagaimana caranya ?
Sebelum di bahas yang perlu di sadari bahwa konsumen selalu mengharapkan kualitas. Untuk itu standar kualitas barang kita harus terjamin. itulah sebabnya kita tidak boleh menjual barang yang sudah rusak atau cacat (kecuali dengan tegas di informasikan dan di beri harga spesial). Mengelola barang sangat penting di sini. Ada beberapa praktek yang di jalankan. Pertama, kita atur barang dagangan berdasarkan usia kesegaran produk. Produk yang masa kadaluarsa nya dekat- ingat belum kadaluarsa - kita taruh di barisan depan. Produk yang baru masuk kita taruh di barisan belakang. Ini sering kali di sebut sistem FIFO (First in First Out) barang yang pertama masuk harus pertama keluar.
Kedua, bagaimana kalau produk kita cepat busuk seperti buah atau ikan? Tentu saja kita harus membuat barang itu terjual selama masih layak di konsumsi. Praktek yang sering di jalankan adalah memberi layanan lebih dengan cara memotong kan atau menggorengnya. Buah yang sudah di potong tentu memberi nilai tambah bagi konsumen. Konsumen tidak perlu mengupas lagi. Di sisi pebisnis, buahnya jadi laku terjual. Demikian juga kalau menjual ikan segar. Kalau belum laku dan masih layak konsumsi, kita dapat menggorengnya. Konsumen tentu di untungkan karena tidak repot membumbui dan menggorengnya. Jadilah barang terjual lebih cepat.
Ketiga, kita bisa mendorong barang-barang yang belum laku dalam bentuk paket. Ini di lakukan dengan menggabungkan beberapa barang yang sangat laku dengan yang kurang laku dalam satu paket. Biasanya harga harga paket lebih murah sehingga mendorong konsumen membeli secara paket daripada terpisah-pisah. Keuntungannya barang yang kurang laku dapat mendompleng barang yang laku keras. Ini akan membuat semua barang kita terjual.
Sekarang bagaimana untuk bisnis jasa? Jasa ada berbagai macam jenis seperti jasa pengiriman, pengantaran, pelatihan, atau pendidikan, penginapan, persewaan, dll. Salah satu keunikan jasa kalau tidak laku maka tak bisa di simpan. Untuk itu di bisnis jasa, kita berupaya memaksimalkan kapasitas yang tersedia. Sebagai contoh untuk hotel. Kapasitas kamar 100 buah. Kalau hari ini tidak laku 60 kamar maka sisanya, 40 kamar kosong dan lenyap hari ini. Apa yang bisa di lakukan supaya tak ada kapasitas yang tak laku?
Jamak, di bisnis jasa di lakukan penjualan dengan harga berbeda. Karena tujuannya memperoleh kepastian penjualan maka di terapkan sistem pesanan lebih dulu. Semakin jauh memesan semakin murah harganya. Inilah praktek yang biasa di jalankan di jasa seperti industri pesawat terbang. Kalau kita berangkat di tanggal 1 juni, namun kalau pesan di tanggal 1 Februari akan lebih murah harganya di banding pesan tanggal 30 Mei.
Cara-cara di atas ini untuk membuat barang dan jasa yang di tawarkan selalu laku. Untuk itu sering kali ada program cuci gudang,happy hours,dan sejenisnya dengan tujuan supaya semua barang laku terjual.
Sebelum di bahas yang perlu di sadari bahwa konsumen selalu mengharapkan kualitas. Untuk itu standar kualitas barang kita harus terjamin. itulah sebabnya kita tidak boleh menjual barang yang sudah rusak atau cacat (kecuali dengan tegas di informasikan dan di beri harga spesial). Mengelola barang sangat penting di sini. Ada beberapa praktek yang di jalankan. Pertama, kita atur barang dagangan berdasarkan usia kesegaran produk. Produk yang masa kadaluarsa nya dekat- ingat belum kadaluarsa - kita taruh di barisan depan. Produk yang baru masuk kita taruh di barisan belakang. Ini sering kali di sebut sistem FIFO (First in First Out) barang yang pertama masuk harus pertama keluar.
Kedua, bagaimana kalau produk kita cepat busuk seperti buah atau ikan? Tentu saja kita harus membuat barang itu terjual selama masih layak di konsumsi. Praktek yang sering di jalankan adalah memberi layanan lebih dengan cara memotong kan atau menggorengnya. Buah yang sudah di potong tentu memberi nilai tambah bagi konsumen. Konsumen tidak perlu mengupas lagi. Di sisi pebisnis, buahnya jadi laku terjual. Demikian juga kalau menjual ikan segar. Kalau belum laku dan masih layak konsumsi, kita dapat menggorengnya. Konsumen tentu di untungkan karena tidak repot membumbui dan menggorengnya. Jadilah barang terjual lebih cepat.
Ketiga, kita bisa mendorong barang-barang yang belum laku dalam bentuk paket. Ini di lakukan dengan menggabungkan beberapa barang yang sangat laku dengan yang kurang laku dalam satu paket. Biasanya harga harga paket lebih murah sehingga mendorong konsumen membeli secara paket daripada terpisah-pisah. Keuntungannya barang yang kurang laku dapat mendompleng barang yang laku keras. Ini akan membuat semua barang kita terjual.
Sekarang bagaimana untuk bisnis jasa? Jasa ada berbagai macam jenis seperti jasa pengiriman, pengantaran, pelatihan, atau pendidikan, penginapan, persewaan, dll. Salah satu keunikan jasa kalau tidak laku maka tak bisa di simpan. Untuk itu di bisnis jasa, kita berupaya memaksimalkan kapasitas yang tersedia. Sebagai contoh untuk hotel. Kapasitas kamar 100 buah. Kalau hari ini tidak laku 60 kamar maka sisanya, 40 kamar kosong dan lenyap hari ini. Apa yang bisa di lakukan supaya tak ada kapasitas yang tak laku?
Jamak, di bisnis jasa di lakukan penjualan dengan harga berbeda. Karena tujuannya memperoleh kepastian penjualan maka di terapkan sistem pesanan lebih dulu. Semakin jauh memesan semakin murah harganya. Inilah praktek yang biasa di jalankan di jasa seperti industri pesawat terbang. Kalau kita berangkat di tanggal 1 juni, namun kalau pesan di tanggal 1 Februari akan lebih murah harganya di banding pesan tanggal 30 Mei.
Cara-cara di atas ini untuk membuat barang dan jasa yang di tawarkan selalu laku. Untuk itu sering kali ada program cuci gudang,happy hours,dan sejenisnya dengan tujuan supaya semua barang laku terjual.
0 Response to "TRIK SUPAYA BARANG DAGANGAN HABIS TAK TERSISA"
Post a Comment